Entri kali ini adalah khusus untuk mereka yang bergelar dan bakal bergelar.. ibu bapa, pendidik, dan umumnya untuk semua.
Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian serius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal-hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala. Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya.
Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:
- Hendaknya      anak dididik agar nmakan dengan tangan kanan, membaca basmalah, memulai      dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang      lainnya (yang lebih tua). Kemudian cegahlah ia dari memandang makanan dan      orang yang sedang makan.
 - Perintahkan      ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik      dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut.      Suruh ia agar berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian.
 - Hendaknya      dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan (harus pakai lauk ikan,      daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan kesan bahawa makan harus      dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian      kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk,      yaitu hanya mementingkan perut saja.
 - Ditanamkan      kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih      dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang      enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya.
 - Sangat      disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan      bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaumwanita.
 - Jika      ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkarinya.      Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga      melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal-hal ini.
 - Selayaknya      anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan dan      bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia      akan berakhlak demikian. Pergaulan yang jelek akan berpengaruh bagi anak.      Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta,      mengadu domba, keras kepala, merasa hebat dan lain-lain, sebagai akibat      pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah      dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka.
 - Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur’an dan buku-buku,      terutama di perpustakaan. Membaca al Qur’an dengan tafsirnya,      hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga      harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang      shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan      menela-dani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham      Asy’ariyah, Mu’tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid’ah lainnya      agar tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang      banyak ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan      anak.
 - Dia      harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti      hawa nafsu, karena hal ini dapat merosak hati dan jiwa.
 - Biasakan      ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal syair-syair tentang      kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan      merupakan hiasan yang indah.
 - Jika      anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segan-segan      memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia-kannya. Jika      suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan di hadapan      orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.
 - Jika      ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah      dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan      itu, maka orang-orang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan      terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya      kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.
 - Seorang      ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam berkomunikasi dengan anak. Jangan      menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan      seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah      dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat      ancaman dan kemarahan dari ayah.
 - Hendaknya      dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali      benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka      biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan aktivitas tertentu, red) sebab      dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya kondisi badan.
 - Jangan      sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan      badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan      sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak.
 - Jangan      dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia      melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik.
 - Biasakan agar anak melakukan olahraga atau gerak badan di waktu pagi      agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau      menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyi-bukkan      diri dengan kegiatan itu.
 - Jangan      biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (bercekak)      pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.
 - Melarangnya      dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya      di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia ber-sikap tawadhu’, lemah lembut      dan menghormati temannya.
 - Tumbuhkan      pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak      serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai      emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau      kalajengking.
 - Cegahlah      ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang      (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun      dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya,      ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat.
 - Jauhkan      dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang      ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap.
 - Ajari      ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan      dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki      dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan      oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.
 - Mencegahnya      dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau zikir kepada Allah.
 - Cegahlah      anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal      tersebut tidak menjadi kebiasaan.
 - Dia      juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti melaknat atau      mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang-orang yang suka      melakukan hal itu.
 - Anjurkanlah      ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam segala kesulitan. Pujilah ia      jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan      hal tersebut.
 - Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk      melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di      perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.
 - Jika      anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk shalat      dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya.      Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka      bebankan kepadanya perintah-perintah.
 - Biasakan      anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustaz) dan      secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka      dengan penuh hormat. Dan seboleh mungkin dicegah dari bermain-main di sisi      mereka (mengganggu mereka).
 
Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan. Wallahu a’lam.
Dari mathwiyat Darul Qasim “tsalasun wasilah li ta’dib al abna’’” asy Syaikh Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah . [Ubaidillah Masyhadi]
* Ucapan terima kasih buat kakak saya, Along atas perkongsian ilmu yang dikirmkan melalui e-mail.
Akhir kata, selamat membaca! =)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan